Selasa, 26 Januari 2010

Aku, Kau dan Dia

Hei, kamu...Ya, kamu!
Yang telah memperdengarkan dengan paksa telingaku lagu itu
Lagu yang segera saja mengkontaminasi perasaanku hingga bernafsu merampok lagu-lagu sang dewi lainnya (ya, ya, membajak itu sama dengan penjahat. Kau sudah teriakan itu padaku)
Lagu itu pula yang kau persembahkan untuknya
Ya, betul dia...!
Dia yang mengantungi sebagian besar hatimu (karena kau harus membagi hatimu untuk yang lain juga sayang)
Dia yang entah dengan sengaja atau tidak telah kau suguhkan padaku dan mengambil bagian dari sedikit waktuku
Bagian yang pada akhirnya kau sangsikan keabsahannya

Hei, kamu...Ya, kamu!
Yang membangkitkan sepercik rasa kagum akan sesuatu pada dirimu dipertemuan perdana kita setelah sekian waktu berlalu
Sesuatu yang tidak bisa aku kisahkan kecuali lewat goresan pendek kata-kata yang ku sisipkan untukmu
Kata-kata yang juga sempat menguarkan aroma curiga menelusup diantara kau dan dia
Merayu bukanlah keahlianku...kalau tidak, simpanan kekasihku pasti sudah memenuhi saku
Sesungguhnya itu yang aku lihat didirimu, sesuatu yang mungkin kau kira hanyalah permainan kata-kata dariku

Dia, benar dia!
Karena apa aku dan dia bisa bersua, kurasa kalian berdua tahu adanya
Sampai aku dan dia sepakat dalam kata, sepaham dengan logika dan bertahan digaris batasan masing-masing privasi
Jangan khawatirkan kebersamaan ini, ikatan karib aku dan dia masih butuh berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian untuk lulus uji
Berjalan, berlari, terjatuh dan bangkit kembali

Kau dan Dia, kalian berdua!
Yang berhasil dengan gemilang mengacaukan logikaku, mempertanyakan kembali prinsipku
Membawaku galau diperbatasan salah dan benar, baik dan buruk, setia dan ingkar
Ya, aku memang tidak merestui apa yang kalian bina...
Aku merestui kebahagiaan kau dan dia, apapun itu

Pesan untukmu...Kau yang sedang merangkai kembali hati yang porak-poranda karenanya, kuharap kau temukan kembali apa yang hilang dan sedang kau cari. Bahagiamu, hanya kau yang tahu, bukan aku, bukan juga dia

Pesan untuknya...Dia yang terpuruk dan memungut satu demi satu serpihan-serpihan hati, kalut dalam kesendirian menggapai-gapai sesuatu untuk digenggam. Bertahanlah, walau hanya sebatas ini mampuku untuk meraihnya, bersabar kawan...bersabarlah

Pesan untukku...Minum segera obat sakit kepala dan lekas tidur, jangan meracau terus

10 komentar:

  1. siapa sih alien-alien yg sedang kau bicarakan, kawan...?? *bloon mode on*

    BalasHapus
  2. Sstt...jangan tanya-tanya, nanti pesawat induknya balik lagi ke bumi!

    BalasHapus
  3. hmmm pgn komen, tapi masih menelusuri arti sepakat dalam kata, sepaham dalam logika...nanti dulu deh..

    -aya-

    BalasHapus
  4. @aya : loch ini bukanya udah komen?? :) silahkan dipelajari lebih lanjut (kayak proposal aja) silahkan tafsirkan dgn luas... nanti balik lagi ya? ;)

    BalasHapus
  5. lebih baik minum adem sari cap nona nyengir
    dapat mengademkan hati, jiwa, raga dan kepala
    kata si nona nyengir dengan cengirannya yang khas.....

    BalasHapus
  6. @nona nyengir dgn cengiran yg khas: wah..wah...sepertinya boleh juga saran nona, bisa pesan satu? :D

    BalasHapus
  7. boleh...boleh...
    tambah langganan neh
    adem sari cap nyonya nyengirnya
    mau diaduk pake sendok atau digoyang ngebor kayak inul
    kata nyonya nyengir
    tetap dengan cengirannya yang khas

    BalasHapus
  8. @Nona nyengir yg sudah berubah status jadi nyonya:mending ga usah di aduk deh...nanti jadi keras lagi kayak semen hehehe

    BalasHapus
  9. nyonya nyengir bukan tukang bangunan
    iya neh serasa masih nona aja
    tetap dengan cengirannya yang khas

    BalasHapus
  10. @nyonya nyengir: oya saya lupa kan jual jamu toh? hahahah

    BalasHapus