Selasa, 22 November 2011

Aku...Ya, Aku....

Teringat teguranmu kemarin...
Kau bilang keberatan dengan apa yg aku tampilkan
Berlebihan, tidak sesuai etika pergaulan

Katamu aku membuatmu malu
Tidak pantas bersanding diantara kumpulan orang-orang yang "matang"
Dewasa adalah syarat utama dan tidak ada kompromi dengan itu

Aku tidak menunjukan kualitas kedewasaan yang kau pasang
Tampilanku hanya mencoreng citra yang sudah kau tata dengan baik
Menurutku, kau hanya terlalu serius menanggapi hidup

Aku tidak perlu merubah sesuatu yang tidak mengganggu atau melukai orang lain
Apa menurutmu kau sendiri tidak pernah membuat orang lain terganggu dengan tingkah polahmu?
Kataku, kau hanya ingin "menyempurnakan" lingkaran pertemananmu

Kalau kau tak suka, ku persilahkan untuk "mengeluarkanku" dari lingakaran pertemananmu
Sudah ku bilang, aku memiliki hidupku sendiri
Bukan pertemanan yang menentukan akan seperti apa hidupku tapi aku yang membuat pilihan itu

Tapi itu hidupmu dan aku punya hidupku sendiri
Jadi aku tidak akan bermasalah dengan apapun yang kau pilih
Maaf, aku tidak bisa mengikuti maumu

Karena ku pikir kau juga tidak akan berkompromi dengan mauku
Tenang saja tidak ada yang pribadi antara kita dan aku tahu kau pun tidak akan mencampur-adukan urusan
Untuk hal yang satu itu aku tahu kita sepaham

Senin, 07 November 2011

Aku, Hidup dan Pilihan

Hidup yang tenang....begitulah kira-kira sebagian yang lain menilai
Betapa menyenangkan....sebagian lain ikut-ikutan memberikan pandangan
Hidup siapa? Aku...

Ah, kalau saja mereka tahu apa saja yang aku lepaskan
Apakah tetap akan  seperti itu yang merekai nilai?
Atau seandainya saja mereka menghitung apa saja yang aku dapatkan sabagai pertukaran
Apakah masih bisa mereka bilang menyenangkan?

Sangat mungkin mereka menilaiku bodoh, sinting, aneh....
Dan sepertinya kata-kata itu belum seberapa untuk menggambarkan semuanya
Sudahlah, aku memang biasa berbeda dari pemikiran orang kebanyakan

Aku bercerita dari sudut pandang yang berbeda, dan mereka sendiri yang menilai berlebihan
Hidupku sama tidak sempurnanya dengan mereka, yang berbeda ketika aku berbahagia dengan apa yang aku punya
Aku hanya menyederhanakan hidupku yang memang tidak perlu serumit itu
Mereka hanya perlu tahu, aku baik-baik saja dengan pilihanku

Aku sedang tidak berpura-pura, bahkan untuk menyenangkan diriku sendiri
Untuk apa? Jika betul itu yang aku rasakan
Belajar mengasingkan keluhan, hingga mulai terasa tak wajar ketika diucapkan

Aku serius dengan pilihanku, jangan dikira aku tak paham betul resikonya
Walau mereka bilang hidupku yang santai, mengalir riang bagai anak sungai
Hei, jangna lupa sungai ini menuju kelautan dalam yang ombaknya menggulung ganas
Jadi apakah mereka pikir aku akan pasrah begitu saja menyerahkan kepada angin kemana akan membawa?

Ya, aku mungkin saja akan terluka, terkoyak, terhempas, terdampar...
Atau aku akan merubah jalur dan jalan memutar hingga kelelahan
Tapi tidak untuk lari karena takut hadapi kehidupan!

Minggu, 30 Oktober 2011

Tidak Ada Batasan

Beginilah jadinya kalau hatimu berbicara lebih dari yang seharusnya
Jadi akan kau apakan ia?
Menyumpalnya rapat-rapat, hingga berbisikpun tak dapat?

Tapi hatimu tidak berbicara dengan dengan mulut yang terbuka
Ia berbicara lewat getaran-getaran yang mendesirkan nadi-nadi dan mendesak aliran darah
Membuat akalmu tak kuasa memberikan perintah

Apa yang bisa kau lakukan ketika perasaan sudah berkenan?
Aku tahu betapa sulitnya kau mengeluarkan segala daya untuk coba mengaturnya
Seakan setiap sendi-sendi bersumpah setia untuk menolak

Dan kau memikirkan untuk pasrah melawan semua inginnya
Melepaskan hatimu melakukan kehendaknya
Puaskah ia?...Tidak kawan, karena perasaan tidak pernah mampu berikan batasan

Sabtu, 01 Oktober 2011

Hadiah Untukku

Hari yang tepat untuk memulai sesuatu yang baru
Waktu yang tepat untuk menantang diri
Ketika kerabat dan handai taulan memberikan selamat serta mendoakan umur yang panjang
Aku memberi selamat pada diriku sendiri dengan menghadiahkan kesempatan...

Kesempatan untuk menemukan kembali keberanian sebelum terlanjur terkubur terlalu dalam
Sebelum pikiran dipenuhi terlalu banyak pertanyaan tanpa jawaban
Sebelum tubuh terlalu cepat kelelahan
Dan sebelum semuanya berhenti tanpa sempat lakukan apa-apa

Senin, 05 September 2011

Berusaha!

Ternyata aku ini lemah justru terhadap diri sendiri
Apa yang aku butuhkan sering kali tersamar dengan keinginan
Dan itu masih harus diperumit dengan tidak tahu apa yang aku inginkan

Aku ini pemimpi....bahkan tidak perlu tertidur untuk itu
Ini membuat kenyataan jadi sesuatu yang bisa menyakiti
Dan aku sibuk mengumpulkan ketakutan untuk dijadikan alasan berlindung dalam mimpi

Seharusnya tidak ada yang salah dengan impian
Hanya saja ketika itu jadi sandaran hidup, aku gamang, kalut, bimbang, takut...
Karena mimpi selalu lebih menarik sebelum ia terwujud

Tidak bisa mengandalkan orang lain untuk merubahku
Lakukan sendiri, jadilah berani
Sudah saatnya memberi sanksi pada hati yang kelewat ikut campur urusan hidup

Mulai menempatkan logika untuk dapat porsi yang sama
Jangan cengeng! Dunia sudah muak dengan itu
Lelah mengasihani diri, cukup minta dimengerti, berhenti dipermainkan perasaan

Aku harus segera selesaikan
Masalah yang ku timbulkan, ketakutan yang ku buat sendiri, dan galau yang ku biarkan menjadi besar
Aku masih harus belajar bermimpi dengan benar, mimpi yang membangunkanku pada kenyataan bukan yang membuatku hidup didalamnya

Jumat, 22 Juli 2011

Beralih dan Tak Percaya

Adakah percaya padamu masih mampu menghalau nafas kebencian?
Sengaja mungkin memang kau biarkan agar jadi sedikit hiburan
Nafas-nafas panas yang semakin cepat menghela dan menghembus, berulang-ulang
Kemudian memenuhi setiap ruang-ruang hati yang dahulu begitu lapang menjadi sempit, menjemukan

Sudah puaskah kau tertawa?
Karena nafas kebencian sudah mengambil alih paru-paru dan melelahkan
Ruang hati yang sesak, mengusir keluar ketenangan, perlahan namun tak tertahan
Akan kau apakan ketika tak ada lagi ketenangan, keramahan, perkawanan?

Bersenang-senang tidak semudah itu mengembalikan kebaikan
Rasa sudah membisu, menolak untuk sekedar mengaduh
Cukupkah tenagamu memecah kepala-kepala yang membatu hanya dengan setengah kepalan tanganmu?
Sedang setengah lagi dibiarkan terbuka enggan kau katup

Apa yang kau rencanakan?
Lihat nanti sampai permainan tidak lagi kau menangkan
Langkah-langkah yang terjebak, mundur untuk mengelak, satu dua tiga hitungan lantas mati
Kau akan tertinggal dan tersadar, kau tidak pernah jadi pemilik kantung nasib

Bagi nasibku, nasib mereka, bahkan nasibmu sendiri...

Jumat, 08 Juli 2011

Menahan...

Seharusnya ku maki saja sampai terkuras habis amarah
Tapi aku memilih diam....

Atau ku namai dengan kata-kata hina yang sepertinya lebih layak disematkan
Tapi sekuat tenaga aku membungkam...

Juga lebih baik rasanya jika ku layangkan kepalan tangan membabi-buta
Tapi berkilahpun aku tidak...

Pengecut!

Bukan...aku hanya belajar BERSABAR

Senin, 23 Mei 2011

Mimpiku Disana

Biarkan aku menjadi milik masa depan yang terhampar tak berjejak
Samar-samar, hanya samar-samar yang terlihat
Itu saja sudah cukup memanaskan harapan untuk tetap bergejolak

Ingin kesana...menuruti kata hati
Meninggalkan semua yang terbangun disini
Bukan karena tidak cukup beharga untuk dimiliki
Tetapi karena mimpiku bukan berujung ditempat ini

Masih Harus Bersabar

Nurani....
Aku telah dikerdilkan oleh nafsu
Nafsu yang telah membuatku terlalu mencemaskan hidup
Aku yang membesarkan rasa takut tanpa kendali
Kemudian ia mulai menggelepar liar dan menerkam keberanian
Beraniku hilang tertelan tak mampu kuselamatkan

Oh Nurani....
Masih mampukah aku bebaskan hati ini dari jeratan benci
Galau yang menggelantung dan menghisap kepastian
Aku tertawa tanpa tahu apa itu bahagia
Menangis tapi tak juga melepaskan lara
Hidupku diatur oleh waktu yang tidak ku miliki
Bahkan menjadi gila masih terlalu sulit untuk dilakukan

Sudah saatnyakah aku menyerah?
Katakan Nurani, dititik manakah aku berhak untuk lelah
Sampaikan padaku Nurani, jika usahaku sudah harus berhenti

Tapi kenapa kau tetap diam dan hanya mengirimkan pesan
Kalau aku belum diijinkan untuk singgah walau sebentar dan bermimpi masih tetap diperbolehkan
Hingga nanti, entah kapan...
Langkahku akan terhenti sendiri
Dan segalanya telah usai aku tunaikan

Tapi itu nanti pesannya...dan entah kapan....

Jumat, 06 Mei 2011

Kosong...

Kehilangan sentuhan rasa kata-kata....

Menghilang ku kejar....menguap ku kecap....

Menjadi kosong, tersesat dalam kalimat

Tanpa makna, tanpa asa, hanya hampa...

Selasa, 22 Maret 2011

Pergi dan Menjauh....

Percaya, aku berusaha untuk itu bahkan melihat dirimu dari sisi terbaik yang aku bisa
Tapi, rasanya hal itu menjadi semakin sulit kulakukan
Entah, apa karena aku menaruh penilaian begitu tinggi terhadapmu atau memang tidak dapat kutemukan sesuatu yang bernilai disana

Peduli, sudah tidak lagi. Katakan saja aku kejam tak berperasaan tapi maaf aku tidak pandai berpura-pura untuk hal yang tidak aku suka
Baik, aku yakin kau masih miliki itu. Walaupun sisi lainmu mempengaruhi cara pandangku terhadapmu
Sudah, jangan paksakan apapun hanya agar salah satu dari kita terlihat menyenangkan bagi yang lainnya

Untuk semua itu aku masih menghormatimu dengan caraku
Tidak peduli apakah itu cukup bagimu
Dan kita akan baik-baik saja tanpa kedekatan semu
Semoga kau tahu jalan yang tepat untuk dirimu karena aku tidak akan berada diantaranya

Jumat, 25 Februari 2011

Tanpa Rasa

Aku sedang sibuk berburu...WAKTU
Yang mulai tampak membosankan dan tidak menarik untuk dikejar!

...apa yang terlihat dikejauhan tidak selalu mengesankan ketika mendekat...

Sabtu, 05 Februari 2011

Hhuuhh....

Mungkin...ya mungkin saja aku hanya ingin diam dan dimengerti
Karena aku tidak suka membicarakan hati, terlalu abstrak, labil dan rapuh
Aku selalu pengecut soal perasaan

Barangkali aku sedang menjadi setengah manusia
Bermain-main dengan rasa dan menimang-nimang logika
Berusaha mengabaikan nafsu, tapi justru ia yang pada akhirnya mengambil alih kekuasaan

Atau aku hanya sedang ingin egois saja
Melakukan semua yang aku mau, persetan dengan maumu
Meletakkan kebenaran sesuai dengan pikirku dan mengelak dari bukti kesalahan yang menudingku

Sepertinya aku sedang berusaha melarikan diri dari kehidupan
Ingin membuang jauh-jauh tanggung jawab dan mengkambing hitamkan kebebasan
Berikan saja aku sayap, segera saja akan kutinggalkan bumi dan berdiam dalam mimpi

Bagaimana caranya mengistirahatkan hati yang bekerja tanpa balasan
Mengakrabkan pikiran yang mulai sering bertengkar dan mengamankan nafsu sebelum bertindak kriminal
Tapi aku sedang lelah...dengan semuanya