Sabtu, 15 Mei 2010

Karena Aku Butuh Kau

Merenung....aku harus sering merenung
Memikirkan kembali kata perkata yang telah aku lontarkan dari mulutku
Memilah-milah setiap kejadian yang berbenturan atau malah menelikung masuk ke hidupku
Resah akan gedoran konstan nurani yang menggetarkan membran bilik hati dan celah-celah otakku
Memperingatkan dan tidak mustahil berakhir dengan ancaman yang berhasil membuatku gentar
Bahwa aku akan bertanggung jawab pada apa yang telah aku lahirkan dari pikiranku dan tersampaikan lewat lidah dan prilaku

Ketika menjadi pemberi petuah membuatku harus bercermin dua kali lebih sering daripada yang seharusnya
Karena aku takut Nurani, kesombongan mempermainkan akalku yang jadi sok pintar
Dan menulikan telingaku akan kata-katamu yang menjauhkan hatiku dari segenggam kebijaksanaan yang baru kumiliki
Rabun pada nilai kebenaran dan kesalahan yang memang sengaja aku samarkan
Aku butuh kau Nurani, untuk mengawasi penglihatanku dengan cermat
Perlu kau Nurani, sebagai penajam pikiranku dan penegas hatiku

Jangan pernah ragu untuk menegurku atau bahkan memakiku bila perlu
Karena aku hanya patung yang bernyawa tanpa hadirmu...Nurani

4 komentar:

  1. Kadang lelah dianggap perkasa. . . . .hehehe.

    BalasHapus
  2. hehehe...yup, anda benar!

    BalasHapus
  3. nyonya nyengir juga kadang lelah buat nyengir selalu... (kan pegel)
    tapi kita harus punya komitmen akan sesuatu jadi....
    nyonya nyengir akan selalu berusaha untuk nyengir dengan cengirannya yang khas

    BalasHapus
  4. @Nyonya nyengir: Biar cape yg penting nyengiirrr...:D

    BalasHapus