Selasa, 20 Agustus 2013

SURAT UNTUK NURANI

Teruntuk Nurani,

Bersama surat  ini aku ingin menyampaikan hal-hal mengenai dirimu yang tidak berkenan dihatiku

Pertama, kau selalu saja menggangguku dengan kebenaran milikmu itu
Sering kali aku harus pura-pura tidak menyadari karena itu satu-satunya cara menghindar
Padahal kau tahu kebenaranmu tidak ku suka karena mempreteli masker anti-malu yang selama ini aku kenakan
Kebenaranmu yang dengan semena-mena membongkar persembunyian kesalahan yang aku tumpuk diam-diam
Kenapa juga kau begitu memaksakan semua itu padaku?

Kedua, kau tahu bukan? Aku tidak suka menjadi apa adanya
Tidak pula ada yang suka ketika aku terlihat apa adanya
Harusnya kau mengerti nurani, aku hidup dijaman yang apa saja dilebih-lebihkan
Kesederhanaan itu berarti kau tidak punya dan tidak mampu
Bersahaja? Apa lagi itu! Kata itu bahkan sudah jadi kuno dan hampir punah
Ya ampun! Kau pasti bercanda kan?! Jangan menuntutku untuk jujur!
Aku bisa diasingkan dan dibuang kehutan, karena hanya disana tempat yang tepat untuk kejujuran
Hanya dihutan harimau jujur memangsa karena lapar bukan lantaran sok berkuasa
Atau si kancil jujur ketakutan lari pontang-panting jadi buruan bukan lantaran ketahuan mencuri
Dan kau tetap saja tak mau mengerti!

Ketiga, aku ini sudah jadi orang baik! Tanya saja mereka yang telah aku beri kebaikan kalau tidak percaya!
Apa kau tahu betapa sulitnya berusaha terlihat baik dimata orang lain?
Meskipun hanya terlihat baik bukan benar-benar baik, itu saja susah sekali
Ini tidak main-main, karena aku harus terus-menerus mempertahankan citra baik itu dihadapan semua orang

Satu lagi, tahu apa kau soal hidup? Kau kan hanya nurani yang bahkan keberadaanya pun tak jelas dimana?
Kerjamu cuma mengkritik hidupku, yang katanya aku congkaklah, sok bijaklah, belaga pintarlah, pura-pura alimlah...
Memangnya kenapa kalau aku begitu?! Toh, semua orang juga melakukan hal yang sama?
Berkali-kali kuterangkan hanya mengikuti keadaan bukan keinginanku sendiri!
Tapi sialnya kau malah mengataiku tidak punya pendirian!

Nasihatku sebaiknya bawa jauh-jauh kebenaranmu!
Jaman sekarang kebenaran mudah dipesan sesuai permintaan tidak seperti milikmu yang tidak bisa dikompromi
Kebenaran jaman sekarang lentur dan tumpul tidak seperti milikmu yang kaku dan tajam
Aku beritahu ya nurani...sebaiknya kau rubah kebenaran milikmu jika mau diterima
Karena kebenaran yang murni tidak laku lagi, seperti juga dirimu yang sudah tidak didengarkan 
Tempatmu itu dipojokan hati... Sana, lebih jauh lagi kedalam!
Nah, diam saja kau disitu jangan bergerak dan bersuara sampai ada yang memanggilmu
Ya kalaupun tidak ada yang ingat kau disana jangan kesewa...
Sudah kubilangkan? Ini jamannya orang lebih percaya kata-kata iklan di televisi dibanding kata-kata nurani mereka sendiri

Sekian dulu keluh-kesah dariku, semoga kiranya kau dapat berbesar hati menerima

Tertanda,

Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar