Senin, 15 Maret 2010

Jujur atau Diam

Nurani pernah berkata,"Jika kau tidak sanggup berkata jujur, diam saja!"
Tapi rupanya aku ini tidak mudah menuruti ucapan sang Nurani
Padahal sudah jelas apa yang disarankannya kepadaku benar adanya
Itulah aku sejenis manusia yang baru jera apabila sudah kena batunya

Masih sempat berkilah,"Tidak jujur demi kebaikan adalah benar!"
"Benar menurut siapa? Dan baik untuk apa?" Nurani kembali mencerca
Nalarku yang pas-pasan ini tidak sanggup memberikan alasan berkelit lagi
Memang aku malu mengakui setuju dengan pertanyaannya

Jujur itu seharusnya lebih mudah daripada berpura-pura
Kau hanya tinggal mengatakan yang sebenarnya terjadi tanpa harus bersusah-payah mengarang indah
Apa sebabnya manusia sejenis aku ini lebih suka menyusahkan diri dengan membuat skenario yang rumit dan berakting sempurna?
Karena ternyata terlalu banyak kepentingan didalamnya walau hanya untuk sekedar jujur

Berkata jujur dengan resiko menyakiti atau berpura-pura demi terjaganya kebahagian
Sungguh itu pilihan yang sulit
"Jadi apa yang akan kau lakukan?" Sentak Nurani
"Aku diam saja kalau begitu!" Jawabku pasti

5 komentar:

  1. kalo lagi pup emang paling enak diam
    tentu saja dengan sedikit cengiran untuk mendorong sesuatu keluar
    setelah lega baru deh bisa nyengir bebas lagi karena nyonya nyengir akan selalu nyengir dan nyengir lagi dengan cengirannya yang khas

    BalasHapus
  2. @nyonya nyengir: loh...loh...lagi menunaikan hajat masih sempat komentar? wah hebat masih bisa tetap nyengir pula! ckckck

    BalasHapus
  3. terkadang jujur memang sulit,,
    tapi mungkin lebih baik jujur lebih awal daripada nanti"nya lebih menyakiti.

    Btul..btul..btul..btul..>.<

    BalasHapus
  4. @mickey: kalau bisa jujur dari awal ga perlu lagi diam yah...? :)

    BalasHapus